Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Ilmu kedokteran merupakan ilmu yang terus berkembang seiring berjalannya waktu. Radiologi tidak dapat dipisahkan dari kemajuan teknologi, termasuk dibidang kedokteran muskuloskeletal. Ilmu dan teknologi terus berkembang untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia di dalam bidang kesehatan. Sebagai peserta didik program pendidikan dokter spesialis radiologi, sangat penting dalam memiliki kemampuan pemeriksaan sistem muskuloskeletal dengan baik dan benar. Oleh karena itu, sebagai sumber daya manusia dibidang radiologi, residen radiologi membutuhkan pembaharuan ilmu dalam bidang kedokteran muskuloskeletal. Meskipun Indonesia masih sebagai negara berkembang, pengembangan ilmu pengetahuan dianggap sebagai salah satu upaya untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kasus bone tumor pada sistem muskuloskeletal seiring berjalannya waktu terdapat peningkatan, penggunaan ilmu kedokteran muskuloskeletal sangat perlu untuk di update sehingga dapat memberikan manfaat bagi pasien sangat diperlukan.

Pemeriksaan radiologi masih merupakan bagian penting dalam diagnosis bone tumor, walaupun memiliki beberapa keterbatasan seperti lesi pada bagian yang kompleks, penilaian bone marrow, evaluasi soft tissue, yang cukup penting dalam staging. Radiografi dilakukan untuk setiap gejala klinis nyeri tulang atau pembengkakan dan sinar-x sebaiknya diperoleh dalam dua bidang AP dan Lateral/oblik. Radiografi konvensional adalah modalitas pencitraan awal dan merupakan cara yang paling optimal untuk mengevaluasi tumor tulang primer. Keuntungannya yang relatif murah dari gambar 2D memungkinkan karakterisasi lesi berdasarkan fitur yang terlihat pada radiografi. Informasi lokasi lesi di tulang, bersama dengan karakteristik pencitraan tumor termasuk margin dan tepi lesi, mineralisasi matriks, keterlibatan kortikal, dan reaksi periosteal semuanya dapat dilihat pada radiografi polos. Radiografi dengan demikian andalan untuk diagnosis awal dalam banyak kasus dan landasan untuk diagnosis banding.

Kegiatan kuliah dosen tamu dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Oktober 2022, bertempat di Gedung J Dekanat Lama, dimulai pukul 07.00 hingga selesai. Dalam kesempatan kali ini materi akan dibawakan oleh Dr. dr. Elysanti Dwi Martadiani, Sp.Rad(K). Kegiatan diikuti oleh 68 peserta yang terdiri dari 19 Dosen dan 49 PPDS secara daring dan luring. Kegiatan dibuka oleh Dr. dr. Hermina Sukmaningtyas, M.Kes., Sp.Rad(K), kemudian dilanjutkan dengan sesi perkuliahan selama 90 menit. Sesi dilanjutkan dengan diskusi berbagai kasus tumor tulang. Sesi diskusi berjalan menarik dengan adanya berbagai kasus menarik yang ditampilkan serta didiskusikan. Kemudian acara ditutup oleh pembawa acara